Ada yang bilang, "Pekerjaan paling enak di dunia adalah jadi penjaga pintu air." Bagaimana tidak, Tiap hari hanya memancing, memancing, memancing pun memancing. Kau tahu kawan? sungguh enak berleha-leha, di bawah pohon yang teduh, ditemani bara api dan ikan yang terjepit panggang. Tetapi ada pekerjaan yang lagi lebih menggiurkan, bahkan lebih nikmat dari pada penjaga pintu air. Apa itu? well, pasti kamu juga kepingin menjadi seperti ini. Udah bisa nebak kan? kalau belum tahu, silahkan liat judul posting ini :)
Yup, pekerjaan yang paling nikmaat di dunia adalah menjadi anggota dewan RI. Setiap hari hanya rapat, rapat dan rapat, bahkan sering pun tertidur, hingga sudah sewajarnya dan dapat dimaklumi setiap kali melakukan perundingan, tak pernah menemukan mufakat, apa lagi hasil. Ini bukti ketidakefektifan sistem legislatif pusat, dimana setiap fungsi sebetulnya sudah bisa dijalankan oleh anggota DPD masing-masing wilayah.
Namun demikian, tak semua aspek dapat semua ditangani, contoh: kemarginalan kaumku, kaum disabilitas (penyandang cacat) masih sangat tidak diperhatikan. Sebenarnya masih jauh untuk menuntut hak pekerjaan, pendidikan, karena semua itu harus didukung oleh akses publik. Bagaimana kami bisa nyaman bekerja jika ases publik masih sangat semeraut? bagaimana kami bisa berprestasi dalam pendidikan jika akses publik sangat minim? coba bayangkan, bila Indonesia nyaman untuk kaum disabilitas, baik pengguna kursi roda, tunanetra, tentu masyarakat umum pun akan lebih terbantu dengan mudahnya akses dan nyamannya akses.
Namun 10 jempol wajib kita acungkan pada pihak-pihak suasta yang telah memberikan layanan aksesibilitas, membuat eskalator landai, menutup saluran air, bahkan ada yang menyediakan huruf braille untuk fasilitas umum. Tepuk tangan juga patut kita meriahkan untuk pemerinta DKI jakarta yang telah menyediakan akses suara untuk Bus Trans Jakarta, dan akses suara untuk beberapa lampu merah di Jakarta.
Andai aku menjadi anggota DPDRI, aku akan berjuang keras untuk mewujudkan kenyamanan akses, bila perlu membuat peraturan pemda untuk mewajibkan semua pihak menjalankan standard aksesibilitas, sehingga tercipta Indonesia yang nyaman, Indonesia yang damai, dan bisa diakses bagi semua kalangan. Tapi untuk menjalankan proyek ini, kita tak perlu menghabiskan dana bermilyar-milyar untuk melakukan reset (study banding) keluar negeri, karena standard kenyamanan lingkungan toh kita telah sangat paham, tinggal bagaimana cara kita untuk mengenplementasikan.
So, kalau saya mencalonkan diri menjadi anggota DPDRI suatu hari nanti, pilih saya, ya! itu pun kalau pekerjaan sebagai penjaga pintu air sudah membosankan *zzzzz*
05 December 2011
Andai Aku Jadi Anggota DPDRI
Riqo ZHI
16 comments
16 komentar:
Nasib para disabilitas hampir sama dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Mereka sering kehilangan haknya sebagai WNI.
kerja yang paling enak ya kerjaan yang gak dikerjakan..hehe
Kalau saya disuruh milih, jadi penjaga pintu air atau anggota DPD RI, saya akan milih jadi penjaga pintu air saja. :D
Sukses dan salam kenal.
hmm...semoga sukses kawan..sangan inspiratif dan menarik
kunjung balik ya gan?
yahh....semoga bangsa ini lebih maju...
berandai - andailah sebelum dilarang..
iya,,, jangan lupa nasib rakyat...
semoga tiadak di salahgunakan kerjaannya
andai jadi anggota aku akan banyak tidur...
hehe
klo aku sich belum kepikiran untuk jadi anggota DPR....
haha,, bagus artikel nya gan..
berandai andai itu perlu juga sich..
aku akan lebih milih jadi penjaga pintu air
mendingan jadi diri sendiri aja.
jadi DPRD punya tanggung jawab besar...
cerita yang sangat bagus.
Post a Comment
Blog ini dofollow, silahkan tinggalkan komentar untuk meningkatkan PageRank, tapi berkomentarlah dengan tertip dan sopan, agar komentar kamu bisa tampil dengan nyaman :)