05 July 2011

Top Secret - Bag VII

Top Secret
Sebuah mini novel science fiction
Hmm, makin bingung nih nulisnya!

Bag VII


Seorang wanita indo tionghoa sedang duduk manis di depan sebuah laboratorium sambil menyilangkan kaki jenjangnya. Tangannya yang mungil memegang erat sebuah benda kecil yang terlihat sangat berharga baginya.

"Alat ini akan merubah kehidupanku, terutama isi di dalamnya. Aku heran ada bagian dari manusia yang berharga semahal ini, padahal sering dibuang begitu saja bagai sampah. Yeah pria yang malang, walau aku menikmatinya, tapi ini harus kulakukan. Demi keluargaku, demi masa depanku."

Lamunannya terbuyar saat seorang laki-laki hitam manis mendekatinya.
"Aku heran kau bisa berpakayan seminim itu pada udara sedingin ini?" Sapanya ramah dan menjabat tangan gadis di depannya.
"Kau tahu, aku tak punya seragam sepertimu." Balasnya ramah.
"Pakailah ini, dan ceritakan apa saja yang telah kau lakukan." Ucap si laki-laki sembari memberikan jas laboratorium dan duduk disebelah gadis itu.
"Aku telah mendapatkan spermanya,"
"Yeah kami tahu, kami telah memantau apa yang telah kau lakukan dirumah Adrian, bahkan kami punya vidio dan fhoto-fhotonya"
Sang gadis terbelalak, lalu dengan senyum ramah pria itu kembali berkata, "Tenang saja, arsip kami tersimpan dengan baik. Kau telah melakukan yang terbaik dan kau pantas menerima imbalan yang telah kami janjikan."

Gadis itu melunak, lalu sambil tersenyum dia menyerahkan benda yang sedari tadi dipeganggnya. Ternyata itu sebuah tabung kecil yang didalamnya terdapat cairan sperma.
"Bagus, bagaimana cara mendapatkannya?"
"Aku menaruhnya di dalam sini." sambil menunjuk pada bagian antara kedua pahanya.
"Brilian!"
"Kalau boleh tahu untuk apa ini?" Tanyanya antusias kepada si pria.
"Tentu saja untuk kepentingan organisasi kita bukan?"
"Yeah aku paham kau tak mau memberi tahu, tapi aku rasa ini top secret, jadi aku tak mau mendesakmu."
"Bagus kalau kau mengerti, jangan bertanya, maka aku tak akan berbohong. Tapi kalau boleh tahu siapa namamu?"
"Rindia Ling"
"Nama yang indah, seindah orangnya"
Gadis itu tersipu.
"Apa kau keberatan kalau kuajak kau kedalam? kau tahu di sini dingin, di dalam kita bisa menghangatkan badan." Ajak si pria dengan senyum nakal di bibirnya. Rindia juga tersenyum nakal, lalu tanpa di suruh dia berjalan mendahului masuk ke dalam ruangan. Si pria mengikuti, dan setelah pintu tertutup, terdengar suara tembakan yang diikuti jeritan yang memilukan.

Bersambung

Baca juga :

  • Digg
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • TwitThis

1 komentar:

toko bunga semarang said...

Ini cerita bagus banget, cocok dijadikan mini seri film

Post a Comment

Blog ini dofollow, silahkan tinggalkan komentar untuk meningkatkan PageRank, tapi berkomentarlah dengan tertip dan sopan, agar komentar kamu bisa tampil dengan nyaman :)