10 July 2011

Andai Harry Potter Pakai simPATI - Part II

Andai Harry Potter Pakai simPATIIni adalah lanjutan dari Fandom Andai Harry Potter Pakai simPATI yang sebelumnya saya posting di sini, semoga bisa menghibur. Selain sangat menggemari Harry Potter, tulisan ini juga saya posting untuk mengikuti kontes Nobar Harry Potter yang digagas oleh simPATI, jadi mohon kritik dan komennya ya, dan do'akan saya menang xixixixixix.

Harry kaget, tetapi cepat-cepat menguasai diri. Mungkin Dumbledore tidak mau diketahui Muggle, tepatnya dipergoki Muggle, bahwa iya telah menggabungkan kekuatan sihir dengan kekuatan tekhnologi Muggle. Dia sempat melupakan situasi ketika dia membaca pesan yang masih tertulis di display laptop (Andai Harry Potter Pakai simPATI), tetapi geraman paman Vernon kembali menghempaskan lamunannya ke Bumi.

"Kau tidak mendengarku, Boy?" Harry menoleh ke samping, kemudian menjauhkan diri dari wajah besar keunguan Paman Vernon yang dihiasi nadi yang berkedut (bertanda ia sangat marah). Harry mundur selangkah lagi, mencari tempat yang lebih aman dari jangkauan tangan Paman Vernon yang bertonjolan seperti sosis, seakan gatal ingin melingkarkannya di leher Harry, tetapi ternyata Harry sudah tersudut di dekat lemari bawah tangga, yang dulu menjadi kamarnya saat ia belum mengetahui jati dirinya sebagai seorang penyihir.

"Kau bisa menjelaskan ini?" Kata Vernon Dursley seraya mengacungkan sebuah amplop merah yang terlihat resmi. Sejenak Harry mengira amplop itu adalah Howler (Surat kemarahan yang bisa meledak setiap saat), tetapi setelah diamatinya lebih teliti, ternyata amplp itu lebih besar dan terlihat seperti paket.

"Untuk siapa paket itu? dan siapa yang mengantarnya?" tanya Herry tanpa nada hormat sedikitpun, karena hormat terhadap Paman Vernon tidak ada dalam kamus hidupnya.
"Ini diantar oleh Burung Hantu yang telah menghancurkan sarapanku pagi ini, muncul tiba-tiba dan masuk kedalam cangkir kopiku." ujarnya marah sambil melemparkan paket dan benda yang seperti lap pel yang berlepotan kopi. Dengan ketangkasan seorang Seeker, Harry menangkap kedua benda itu dengan mudah. Ketika merasakan berat benda yang disangkanya lap pel tadi, disadarinya bahwa itu Errol, Burung hantu keluarga Weasley, yang sudah sangat tua, dan sering jatuh pingsan saat sedang mengantarkan surat.
Harry langsung menenggerkan Errol di bahunya, pandangan mata Errol yang kuning mendelik marah pada sosok besar Vernon Dursley yang kini sedang mencabut-cabut kumisnya yang rata menempel di bawah hidungnya seperti bulu sikat gigi, tetapi paruhnya yang tajam masih mengecap-ngecap nikmat kopi yang tersisa, sambil beruhu-uhu pelan.

"Kuperingatkan kau, Boy, tidak boleh ada lagi burung hantu yang keluar masuk rumah ini, seakan ini rumah persinggahan mereka." Ucap Vernon Dursley yang kini lebih terlihat mengerikan , dengan sebagian besar kumis tercabut, ludahnya bercipratan kemana-mana.
Harry diam saja, karena percuma menjelaskan bahwa Errol sudah tua, dan sering salah alamat.
Melihat tidak ada respon dari Harry, Vernon Dursley hanya melotot sebesar yang dimungkinkan oleh mata sipitnya, kemudian berbalik, dan melanjutkan sarapannya yang telah terganggu.

Karena berpikir tidak akan ada kesempatan kedua untuk melarikan diri, Harry langsung melesat ke tangga, masuk kekamar dan membanting pintu sekeras mungkin. Ia memasukan Errol ke dalam sangkar Hedwig yang kosong (Errol mengedip sekali tanda terimakasih), kemudian dia berjalan menuju paket beramplop merah yang tergeletak di tempat tidurnya yang berantakan.

Sekilas ia membaca label di luar amplop, "Kartu simPATI Paket Penyihir".
Dia membuka tutup amplop, kemudian menarik isinya keluar dengant tak sabar. Lalu ditangannya kini tergenggam sebuah cermin (mirip dengan cermin duah arah yang diberikan ayah baktisnya, Serius Black), dan terlihat sebuah perkamen kecil tergeletak di lantai yang rupanya terjatuh saat Harry mengeluarkan isi amplop tadi.

Harry membuka lipatan perkamen, lalu nampak tulisan seperti ceker ayam, yang dikenalinya sebagai tulisan Ron Weasley, sahabat terbaiknya, dan langsung terbayang wajah Ron, dengan rambut merah, hidung panjang dan wajah berbintik-bintik, sedang nyengir kepadanya.

Dear Harry,

Selamat ulang tahun, semoga panjang umur. Moga kau suka dengan hadiahku, ini kudapatkan gratis lho, dari Toko Sihir Sakti Weasley yang sedang mengadakan undian berhadiah. Awalnya aku tidak mengerti apa ini (ada tiga buah), tetapi kata Hermione ini semacam alat yang digunakan oleh Muggle untuk berkomunikasi. Kami telah mencobanya, dan hasilnya sangat memuaskan. Ternyata, dengan alat ini, kita bisa bercakap-cakap langsung seperti menggunakan bubuk floo, dan asyiknya, kita juga bisa mengetahui berita-berita dari Prophet (Harian Penyihir) langsung melalui alat ini, semacam yang biasa disebut Muggle 'inkornet (kata Hermione). Setelah kau menerima paket ini, langsung sebut kata kunci "simPATI Paket Penyihir", maka kami akan menerima panggilanmu.
Oh iya hampir lupa, kau juga harus membeli 'powder pulsa untuk simPATI, dengan uang Muggle tentu saja, karena alat ini membutuhkan pulsa. Tapi tenang saja, 'powder pulsa simPATI murah kok, apa lagi kalau kau menggunakan Paket Talk Mania, kau bisa menghubungi aku dan Hermione berkali-kali seharian.

Ok, sampai bertemu di Diagon Alley, kami akan membeli perlengkapan Hogwarts minggu depan. Salam sayang untuk para Muggle, semoga mereka memperlakukanmu dengan baik.

Yours,

Ronald Weasley

Harry tersenyum, dia baru sadar bahwa hari ini adalah Harry ulang tahunnya. Memang tak pernah ada yang istimewa pada setiap ulang tahunnya, tetapi paling tidak dia harus merasa senang, karena tanggal 31 Juli hanya ada satu kali dalam satu tahun. dipandanginya benda yang seperti cermin yang ada di genggamannya. Ia meniup debu yang menutupi permukaan cermin, kemudian berkata lantang, "Ron, Hermione!"

Cermin itu langsung bereaksi, berpusing cepat dan tiba-tiba wajah Ron muncul di fokus.

"Hi, Harry, semua oke?" Wajah dan suara Ron sangat jelas, seakan-akan mereka bercakap-cakap secara langsung.
"Seperti yang kau harapkan! bagaimana dengan kau, Ron?"
"Seperti yang kau lihat. Cuma saat pertama kali menggunakan alat ini, aku berteriak-teriak, dan setelah kusadari, ternyata kita cukup berbicara biasa seperti menggunakan 'Pelethon..."
"Telephon maksudmu, Ron? Astaga, harusnya kau semester depan mengambil pelajaran Teluh Muggle, Ron!" Harry nyengir, dan Ron pun ikut nyengir.
"Ngomong-ngomong, mana Hermione? aku juga memanggil dia lho?" Lanjut Harry penasaran.
"Aku ada, tetapi aku menutupi kamera alat ini." Teriak sebuah suara dari seorang anak perempuan.
"Kenapa memangnya, Hermione?" Tanya Ron tak kalah keras.
"Karena dengan simPATI, vidio streamming akan terlihat sangat jelas dan tak terputus." Jawab Hermione lagi, dengan suara teredam, seperti sedang tergencet sesuatu.
"Memangnya kenapa kalau bergitu? bukannya itu bagus kan, Hermione?" Tanya Harry.
"Karena kalian bodoh, " Harry dan Ron berpandangan putus asa, sudah tabi'at Hermione sering berkata seperti itu. Kemudian Hermione melanjutkan, "Kalian menghubungiku pada saat yang tak tepat, sekarang aku sedang mandi, dan aku tak mau kalian mengintipku!" ?


Baca juga :

  • Digg
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • TwitThis

2 komentar:

mata hatiku said...

Hahaha! Luar biasa, kreatif bgt. Goodluck ya.

risya Fath Light_gulita dibalik lembaran goresan penaku said...

hahahaha... ceritanya lucu banget bang,! sampai2 ceritanya buat aku tertawa-tawa pingkal-pingkal n hingga akhirnya cakit pellut, hahaha..

Post a Comment

Blog ini dofollow, silahkan tinggalkan komentar untuk meningkatkan PageRank, tapi berkomentarlah dengan tertip dan sopan, agar komentar kamu bisa tampil dengan nyaman :)