05 September 2011

Realita dan Gemuruh Benak Dalam Nafsan

Puisi: Realita dan Gemuruh Benak Dalam Nafsan
Oleh: Agus Dan SabrinNur


sepintas tak berarti,
Sekejap tak bermakna,
Tegapmu disana yang perlahan merenta, namun adakah setetes hujan dalam malam dan embun diambang fajar, sadarkan mereka akan arti sebuah ada dan harga?,

Lalu lalang para pecundang persimpangan, harapkan enyahkanmu!,
Namun lain tuk mereka para pejuang persimpangan yang telah terbasuh dan menempa lantunan tatap hidupmu...

Sosok demi sosok, watak demi watak, pribadi demi pribadi!, sejenak telah singgahimu, mereka todong, asong, lontar!, dan hempas semua keluh yang tergurat nyata akan bahtera tanpa arah...

Seorang fakir yang kerdil pun hampiri persimpanganmu:
"tubuh dan jiwa kerdilku tak sanggup tuk sebrangi persimpangan ini!, aku tak mungkin tuk kembali",
Namun nalarmu melantun bijak:
"pijaklah bahuku dan menyebranglah kau kesana, tiada yang kerdil bagiNYA, selama kau melangkah padaNYA".

Tergores manis dalam tulis,
Terkesan sigap dalam sikap.
Getar lisan yang menawan,
Tutur pekerti muliakan derajat diri.

Entah semu atau ragu?,
Menggadai jati diri tuk secarih prestasi,
Menutup kata hati tuk segenggam opsesi.
Nalar diri bertanya seakan kelu: "siapa Tuhanmu?",
Nalar diri berontak seolah pasti: "inikah yang kau cari?".

"Imanmu telah tergadai!",
Namun angkuhmu tak tersentuh.
"Tuhanmu telah terganti!",
Namun hatimu seolah mati.

Berharap rizqi yang tak pasti,
Seakan Tuhan tak Berarti.
Segenggam rizqi yang kau anggap pasti,
Seakan Tuhan tak mengerti.

Akankah kau bertahan dalam kesemuan?,
Akankah kau kembali tuk mengangkat jati diri?,,
Nalar insani dan naluri Illahi, yang kan temukan derajat diri.

Memhujam memijak bumi tuk sekedar membelai selendangMU yang Angkuh.
Bersidekap berdiri tegap hanya tuk menandas AnginMU yang tangguh.
Kuraba KasihMU dalam keluh,
Kuharap SayangMU dalam peluh,
Seakan buta dan tuli, Kau hempaskan semua kebawah derajat arsMU!,
Kudamba AdilMU dalam Mahsyar Dunia,
Kunanti TatapMU dalam kepalsuan TaqdirMU!,
Entah buta atau tuli, Kau kandaskanku dalam AngkaraMU,
saat kuterbenam dalam jahanam, saat kukekal dalam marjinal,
Entah buta atau tuli, Kau kufurkan Aku karena harap dan ratap yang seolah indah dalam KeEsaanMU.
kehampaan Jannah dalam wujud Sujud yang semu...

Kutunggu jawabMu Tuhan! kudekap selaksa dera dalam pipihnya sehelai rintihan. Sebentang janji bijakMu menghujam rapuh redupkan Qalbu, sebentang kasihMu membias semu tuk kokohkan bercak jelaga ragu, wajarkah aku menantangMu Tuhan?, kala aku Ibadah dan Kau beriku Berkah, dan saatku maksiat Kau beri Laknat!,
inginku tak berTuhan, namun nalarku jujur tak mampu bertahan, aku ikuti mauMu karena apa dayaku tak mampu tanpaMu wahai penguasa kesedihan.

Sabtu, 03-09-2011
Oleh: Agus Dan SabrinNur

Baca juga :

  • Digg
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • TwitThis

3 komentar:

Andrian Nur Prabawa said...

nice share gan......


jangan lupa main ke blog saya ya http://andriannurprabawa.blogspot.com

Obat Herbal Stroke said...

posting bagus

Toko Bunga Online said...

Semoga kesedihannya cepat hilang

Post a Comment

Blog ini dofollow, silahkan tinggalkan komentar untuk meningkatkan PageRank, tapi berkomentarlah dengan tertip dan sopan, agar komentar kamu bisa tampil dengan nyaman :)